Dalam kehidupan sehari-hari, jenis daging merah seperti daging sapi maupun kambing menjadi sumber protein yang disukai oleh banyak orang. Meski begitu, kita harus mengonsumsinya secara bijak dan memahami cara memilih daging yang baik saat akan mengolahnya sebagai upaya untuk menjaga lingkungan. Sebab tak hanya dapat memicu masalah kesehatan seperti kolesterol dan darah tinggi, terlalu sering mengonsumsi daging juga dapat memberikan pengaruh yang kurang baik bagi kelestarian alam kita.
Memahami Cara Memilih Daging Sapi yang Segar dan Ramah Lingkungan
Pada dasarnya, industri peternakan merupakan sektor yang memberikan kontribusi sangat besar terhadap emisi gas rumah kaca. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan di Bogor menemukan bahwa besarnya sumbangan emisi gas metana sangat dipengaruhi oleh populasi sapi potong. Pasalnya, sapi merupakan jenis hewan ruminansia yang mempunyai lambung depan (rumen) yang sangat besar dimana berlangsung proses fermentasi yang terus menerus.
Melansir dari Data Indonesia, baik daging sapi maupun kambing dapat menghasilkan gas metan yang berkontribusi tinggi dalam emisi gas rumah kaca. Gas ini muncul dari fermentasi bakteri yang mengubah makanan menjadi energi dalam perut hewan. Jika dibiarkan, maka hal ini berpotensi meningkatkan kenaikan suhu bumi yang ekstrem, perubahan iklim, penyebaran penyakit, dan merusak ekosistem laut, sehingga dapat mengancam bumi dan kehidupan manusia.
Hal inilah yang menjadi alasan pentingnya untuk memahami cara memilih daging segar dan ramah lingkungan serta bijak dalam mengonsumsinya, sehingga kita tidak memperparah emisi gas rumah kaca yang dapat mengancam kehidupan manusia.
10 Cara Memilih Daging Sapi yang Baik dan Segar
Agar dapat memenuhi kebutuhan protein bagi keluarga, simak cara memilih daging sapi yang segar menurut Direktorat Jenderal Peternakan Dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Republik Indonesia berikut ini.
1. Perhatikan warna daging
Tips memilih daging segar yang pertama adalah dengan memerhatikan warnanya. Daging sapi yang berkualitas berwarna merah segar, tidak pucat, dan tidak kotor. Namun warna daging ini dapat bervariasi tergantung dari jenis hewan, genetik, dan usia. Misalnya saja daging sapi potong akan berwarna lebih gelap jika dibandingkan sapi perah. Begitu pula dengan daging sapi muda yang lebih pucat daripada daging sapi dewasa.
2. Cek tekstur daging
Daging sapi yang segar memiliki tekstur daging yang kenyal. Untuk mengetahuinya, coba tekan sedikit dagingnya, lalu perhatikan jika kondisi daging kembali ke posisi semula berarti daging tersebut masih baru dan segar. Lain halnya dengan daging yang sudah busuk yang teksturnya cenderung lebih lembek ketika ditekan dan tidak kembali ke posisi semula.
3. Perhatikan aroma atau bau daging
Pada dasarnya, rasa dan aroma daging sapi dipengaruhi oleh jenis pakan yang diberikan. Daging yang segar memiliki aroma yang segar khas ‘sapi’. Berbeda dengan daging sapi yang busuk atau kualitasnya tidak baik akan menimbulkan bau busuk dan asam.
4. Perhatikan kandungan air
Cara memilih daging sapi yang segar selanjutnya adalah memilih daging yang tidak berair. Daging yang segar tidak berair dan mempunyai permukaan yang relatif kering, sehingga dapat menahan pertumbuhan mikroorganisme dari luar. Jika menemukan daging yang berair, maka kemungkinan daging tersebut sudah berada cukup lama di suhu ruangan atau berasal dari daging sapi gelonggongan (daging disuntikkan air agar terlihat gemuk).
5. Cek keempukan daging
Keempukan daging ditentukan oleh kandungan jaringan ikat yang dimilikinya. Semakin tua usia hewan ternak, maka semakin kuat pula jaringan ikat yang dimilikinya, sehingga dagingnya semakin liat. Hal ini juga bisa diketahui dengan cara menekan daging. Daging yang sehat dan segar akan memiliki konsistensi yang kenyal, tidak keras, dan tidak lembek.
6. Periksa kandungan lemak atau marbling
Merupakan lemak yang terdapat diantara serabut otot dan berfungsi sebagai pembungkus otot untuk mempertahankan keutuhan daging saat dipanaskan. Kandungan lemak inlah yang menentukan citarasa dari daging yang Anda pilih.
7. Perhatikan permukaan daging sapi
Penting juga untuk memerhatikan permukaan daging sapi yang akan Anda pilih. Daging yang memiliki serat kecil dan halus cenderung menghasilkan olahan daging yang empuk saat dimasak.
8. Cek tempat penjualan daging
Pastikan bahwa Anda membeli daging di tempat yang bersih, daging tidak dihinggapi lalat, tempatnya bersuhu dingin, dan pastinya tidak mengeluarkan bau yang menyengat. Akan lebih baik lagi jika Anda membelinya langsung dari peternakan lokal dan memastikan sapi diberi pakan yang tidak akan menghasilkan gas metana terlalu tinggi.
9. Cek sertifikasi halal
Sebaiknya membeli daging dari supplier atau penjual daging yang sudah memiliki izin halal dari pihak MUI.
10. Masa kedaluwarsa
Selain sertifikasi halal, pastikan juga untuk menanyakan masa berlaku daging atau tanggal pemotongannya. Umumnya, daging yang dijual di pasaran bisa bertahan selama empat hari jika disimpan di dalam kulkas. Berbeda jika disimpan dalam freezer yang mampu bertahan hingga 12 bulan tergantung dari jenis dan kualitas dagingnya.
Semoga setelah memahami beberapa cara memilih daging yang baik di atas, kita bisa menjadi lebih bijak dalam mengonsumsinya dan bisa lebih peduli akan kesehatan lingkungan ya, Moms.
Well, selain memahami tips memilih daging segar, penting juga untuk mengolah daging agar empuk dan terasa lezat. Salah satu kuncinya adalah dengan menambahkan Masako® Rasa Sapi sebagai bumbu penyedap saat memasak.
Saat ini Masako® Rasa Sapi hadir dalam kemasan sachet. Beberapa di antaranya, 40 gram lebih sedikit penggunaan plastik sebanyak 44%, 100 gram sebanyak 60%, 123 gram sebanyak 79%, dan 250 gram sebanyak 87%, sehingga lebih efisien dan dapat membantu mengurangi sampah plastik di lingkungan. Lebih hemat dan bisa tambah 1x masak loh, Moms!